1. Barzanji
Kitab Barzanji merupakan sebuah karya seni sastra berisi syair-syair ungkapan cinta kepada Nabi Muhammad Saw. Mulai dari masa-masa sebelum kelahiran Nabi Saw, silsilah keturunan, kehidupan masa kanak-kanak, masa remaja, menjadi seorang pemuda, hingga diangkat menjadi Rasul. Juga menggambarkan sifat-sifat mulia Rasul, kepribadiannya yang agung, perjuangan menyebarkan agama Islam, dan lain sebagainya.
Kitab Barzanji ditulis oleh Syeikh Ja’far al Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Lahir tahun 1690 M, dan meninggal 1766 Masehi di madinah. Nama Barzanji dinisbatkan pada nama daerah Barzinj yang sekarang masuk ke wilayah Kurdistan.
2. Diba’an
Selain Barzanji, ada juga budaya Diba’an. Kitab Diba’I dikarang oleh Syeikh Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad al- Syaibani al – Yamani al-Zabidi al- Syafi’i. Ia dikenal dengan dengan nama ad-Diba’i. Lahir di Yaman pada Muharram 866 M dan wafat hari jum’at tanggal 12 Rajab tahun 944 H.
Karena kitab yang dibawa itu bernama ad-Diba’o, lalu digampangkan lagi menjadi Diba’I atau Diba’an.
3. Haul
Disebut juga khol (mungkin karena salah kaprah dalam pengucapan). Adalah salah satu tradisi yang berkembang di kalangan Nahdliyyin (orang-orang NU). Berbentuk peringatan atas meninggalnya seseorang setiap tahun.
Acara haul seringkali diisi dengan tahlil dan pembacaan doa-doa lain secara bersama-sama, lalu selamatan dan membagikan shodaqoh. Kadang ditambah pula dengan ceramah agama dari para Kiai.
4. Hizib
Adalah rangkaian doa-doa khusus yang disusun oleh para ulama atau tabi’in dan memiliki keistimewan sendiri. Biasanya berisi shalawat, istighfar, potongan ayat-ayat Al Qur’an, doa-doa yang disusun oleh pengarangnya, dan lain sebagainya, yang dilakukan dengan cara tertentu, jumlah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu pula.
Banyak ragam jenis hizib. Ada Hizb Nasar, Bahr, Ikhfa’, Ghazali, Jailani, Yamani, Autad, Khafi, Barqi, Nawawi, Hikmah dan masih banyak lagi yang lainnya. Seperti juga Hizb Sakran, yang dibaca oleh santri-santri Al Hikmah 2.
5. Khilafiyah
Adalah masalah-masalah fiqhiyah yang diperselisihkan (karena beda cara pandang setiap ulama) terhadap suatu hukum atau cara melakukannya. Khilafiyah bukanlah hal baru bagi NU. Karena perbedaan pendapat sejatinya sudah ada sejak dahulu. Diantar para imam Madzab (Syafi’I, Hambali, Hanafi, Maliki) seringkali berbeda pendapat. Begitu pula antara Imam Nawawi dan dan Imam Rafi’I, juga tak jarang berbeda pendapat.
Disinilah akan terlihat bahwa perbedaan adalah sebuah rahmat. Hadist Nabi menyebutkan Ikhtilafu ummati rahmatun (perbedaan umatku adalah sebuah rahmat).
6. Madzhab
Madzhab artinya jalan yang ditempuh untuk mencapi tujuan dalam masalah keagamaan. Warga Nahdliyin dikenal sebagai kaum yang bermadzhab, yaitu penganut salah satu Imam empat (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’I dan Imam Hambali)
Madzhab mengandung dua unsur :
1. Unsur “Manhaj” artinya pola, metode dan kumpulan kaidah-kaidah berijtihad yang sudah mapan dan mantap
2. Unsur “Ijtihad” yang dilakukan oleh para mujtahid, berwujud qaul (pendapat)
7. Manaqib
Arti manaqib adalah sifat yang baik, etika dan moral. Kitab Manaqib yang umum dibaca antara lain adalah Manaqib Syeikh Abdul Qadil Al Jilani. Syeikh Abdul Qadir adalah tokoh sentral ajaran thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang banyak pengikutnya di Indonesia. Ia Lahir di daerah Jilan (Golan) Iran, (471 H – 561 H). Ritual pembacaan manaqib itu biasa dikenal dengan nama manaqiban.
8. Rukyat
Adalah melihat hilal (bulan) tanggal pertama, guna menetapkan tanggal 1 bulan Ramadhan atau tanggal 1 Syawal. Artinya penetapan awal bulan didasarkan pada ada atau tidak adanya hilal yang bisa dilihat, baik secara langsung maupun dengan alat bantu. Pelaksanaan rukyat adalah disaat matahari tenggelam di ufuk barat, sedangkan lokasi pelaksanaan rukyat biasanya di pantai atau ditengah lautan.
9. Shalawat Badar
Shalawat Badar yang biasanya dibaca itu ternyata adalah gubahan Kiai Indonesia. Beliau adalah Kiai Ali Mansur, salah seorang cucu dari K.H Muhammad Siddiq Jember, Shalawat ini berisi pujian-pujian kepada Rasulullah Saw, dan Ahli Badar (Para shahabat yang mati syahid dalam perang Badar). Berbentuk Syair dan dinyanyikan dengan lagu yang khas.
“Sholatullah Salamullah ‘Ala Thoha Rasulillah”
Referensi : Antologi NU buku pertama
Source : alhikmahdua.net
https://mtsfalakhiyah.wordpress.com/2012/01/16/18-keunikan-nahdlatul-ulama-nu/
http://www.al-itqon.id/2012/10/18-keunikan-nu.html